
Menyelami Kedalaman Karya Seni Valeriia Puhach
Valeriia Puhach, seorang seniman kontemporer dari Ukraina, terkenal dengan karyanya yang mengeksplorasi hubungan antara tubuh manusia dan material. Karya seni Valeriia tidak hanya memfokuskan diri pada elemen estetika visual, tetapi juga pada kedalaman filosofi yang mencakup identitas, keabadian, dan ketahanan manusia. Salah satu proyek terkenalnya, yang berjudul Di Balik Kulit dan Tanah Liat, adalah eksplorasi menyeluruh tentang bagaimana tubuh dan tanah saling berinteraksi dan bagaimana keduanya dapat menjadi media yang menyampaikan emosi, cerita, dan makna yang lebih dalam.
Dalam percakapan ini, Valeriia membagikan perspektifnya mengenai karya-karyanya, inspirasi di balik proses penciptaan, serta bagaimana ia memanfaatkan material tanah liat dan tubuh manusia untuk menghasilkan karya yang tidak hanya dapat dilihat, tetapi juga dirasakan.
Dari Tanah Liat ke Tubuh: Meneliti Koneksi antara Material dan Identitas
Salah satu ciri khas dari karya seni Valeriia Puhach adalah penerapan tanah liat sebagai bahan utama dalam banyak ciptaannya. Tanah liat, yang merupakan material alami, memiliki kedalaman simbolik yang sangat kuat bagi Valeriia. “Untuk saya, tanah liat bukan sekadar material,” ungkap Valeriia dalam wawancaranya. “Ini adalah media yang berbicara tentang asal-usul kita, tentang tempat di mana kita lahir, serta tentang transformasi dan perubahan. Tanah liat memiliki kapasitas untuk menyerap energi dan menciptakan bentuk yang dapat berubah seiring waktu. “
Valeriia mengungkapkan pandangannya bahwa ia melihat tubuh manusia sebagai “kanvas hidup” yang memiliki sejarah dan kisahnya sendiri. Dalam karyanya, ia berupaya menyatukan tubuh dan tanah liat, membangun dialog antara keduanya. Melalui teknik memahat dan membentuk tanah liat, Valeriia memadukan elemen-elemen organik dari tubuh manusia dengan material yang dapat bertahan lama, menciptakan karya yang melampaui batas waktu.
Proses Kreatif yang Menghadirkan Keintiman dan Refleksi
Salah satu aspek yang membuat karya seni Valeriia sangat mendalam adalah cara ia melibatkan tubuh manusia dalam proses penciptaan. Dalam proyek Di Balik Kulit dan Tanah Liat, Valeriia memanfaatkan bentuk tubuh sebagai sumber inspirasi untuk menghasilkan karya tiga dimensi yang menggabungkan tekstur tanah liat dengan bentuk tubuh manusia yang diukir di atasnya. “Ketika saya bekerja dengan tubuh, saya merasakan ada keterhubungan yang sangat intim,” jelasnya. “Saya percaya bahwa tubuh kita menyimpan cerita—baik yang eksplisit maupun yang tersirat. Saya ingin tubuh itu berbicara dalam karya saya. “
Proses kreatif Valeriia tidak hanya melibatkan pembuatan bentuk fisik, tetapi juga melakukan refleksi mendalam tentang identitas pribadi dan universal. Setiap karya yang ia hasilkan, menurutnya, menjadi cara untuk mengekspresikan perasaan, ketakutan, harapan, dan ketahanan. Dalam setiap goresan tanah liat dan tekstur yang terbentuk, terdapat pencarian makna mengenai siapa kita sebenarnya dan bagaimana kita terhubung satu sama lain melalui pengalaman fisik dan emosional.
Material sebagai Jembatan Antara Masa Lalu dan Masa Depan
Valeriia juga memandang material sebagai sarana yang dapat menghubungkan masa lalu dengan masa depan. “Tanah liat adalah bahan yang menyimpan sejarah. Banyak peradaban kuno memanfaatkan tanah liat untuk membuat alat, wadah, dan karya seni. Dengan menggunakan tanah liat, saya merasa seolah-olah menghubungkan masa lalu dengan masa kini,” katanya. “Saat saya memahat atau membentuk tanah liat, saya merasakan kehadiran para seniman di masa lalu, serta kekuatan budaya yang telah membentuk kita. “
Ini memberikan dimensi tambahan pada karya-karyanya, di mana Valeriia tidak hanya mengandalkan material untuk menciptakan bentuk fisik, tetapi juga memanfaatkan kekuatan historis dan simbolik yang terdapat dalam bahan tersebut. Bagi Valeriia, tanah liat lebih dari sekadar alat untuk berekspresi, tetapi juga sebagai medium yang berbicara mengenai keberlanjutan kehidupan dan pemahaman manusia yang terus berkembang.
Menciptakan Dialog Antar Individu melalui Karya Seni
Salah satu aspek yang sangat dihargai dalam karya seni Valeriia adalah kemampuannya untuk menciptakan dialog antara karya seni dan penontonnya. Dalam pameran Beyond Skin and Clay, pengunjung diundang untuk tidak hanya melihat karya-karya tersebut, tetapi juga untuk merasakannya. “Saya ingin karya saya mengundang orang untuk merenung dan merasa terhubung dengan apa yang mereka lihat. Bukan hanya secara visual, tetapi juga secara emosional,” kata Valeriia.
Lewat karyanya, Valeriia berharap dapat membuka ruang bagi percakapan yang lebih luas mengenai identitas, tubuh, dan pengalaman manusia. Dia percaya bahwa seni bisa menjadi cara yang sangat efektif untuk menjembatani berbagai pengalaman manusia, mengungkapkan apa yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, dan membangun ikatan antar individu.
Karya yang Mengundang Pemikiran dan Perasaan Mendalam
Bagi Valeriia Puhach, seni adalah tentang menyampaikan sesuatu yang lebih besar daripada diri sendiri. Melalui Beyond Skin and Clay, ia mengundang audiens untuk menjelajahi kedalaman pengalaman manusia, menemukan koneksi yang lebih dalam antara tubuh dan tanah, serta merenungkan makna dari keberadaan kita sebagai individu yang selalu berubah.
Karya seni Valeriia lebih dari sekadar visual—mereka adalah karya yang mendorong kita untuk berpikir, merasakan, dan terhubung dengan dunia di sekitar kita. “Saya ingin karya saya memberi ruang bagi orang untuk berbicara tentang identitas mereka, tentang pengalaman mereka, dan tentang bagaimana mereka memandang dunia,” tambahnya.
Kesimpulan
Beyond Skin and Clay adalah refleksi dari dunia Valeriia Puhach, di mana tubuh manusia dan tanah liat bersatu dalam harmoni yang menyampaikan cerita tentang ketahanan, perubahan, dan koneksi manusia. Melalui karya-karya yang sangat pribadi dan reflektif ini, Valeriia mengajak kita untuk melihat lebih dalam dari sekadar permukaan, dan menggali makna yang lebih dalam tentang siapa kita serta bagaimana kita terhubung dengan dunia.