
Desain grafis, seperti banyak disiplin seni lainnya, telah lama didominasi oleh narasi tertentu—nama-nama besar, gaya desain tertentu, dan prinsip yang dianggap sebagai standar emas. Namun, di tengah lanskap kreatif yang terus berkembang, semakin banyak desainer yang mempertanyakan relevansi kanon desain grafis yang selama ini dianggap sebagai patokan utama.
Salah satu upaya terkini untuk melemparkan standar ini adalah datangnya suatu indeks “imperfect” yang berusaha memberi ruang bagi suara-suara yang telah selama ini ditinggalkan. Indeks ini bukan hanya menyorot karya dari para desainer yang dulu kurang mendapat pengakuan, melainkan juga mengganggu pola cara kita memahami sejarah dan masa depan desain grafis.
Kanon Desain Grafis Dapat Dipertanyakan Apa Karena.
Selama beberapa dekade, sejarah desain grafis telah dibentuk oleh institusi, buku teks, dan sistem pendidikan yang lebih banyak berfokus pada desainer dari dunia Barat. Nama-nama seperti Paul Rand, Massimo Vignelli, dan Bauhaus sering kali menjadi pusat perhatian dalam diskusi akademik dan profesional.
Namun, ada beberapa masalah dengan pendekatan ini:
- Underrepresentation Global – Desainer dari Asia, Afrika, Amerika Latin, dan region lain terlewatkan dalam cerita utama desain grafis.
- Sempit Standar Estetika – Kanon yang ada lebih cenderung untuk memprioritaskan desain modernis dan minimalis, sementara gaya dan teknik lainnya kadang-kadang dianggap kurang “bernilai.”
- Eksklusivitas di Pendidikan Desain – Ada banyak sekolah desain yang terus berusaha menjual kurikulum terbatas, tanpa memperkenalkan mahasiswa kepada berbagai alternatif pendekatan desain dari luar budaya mereka.
Dengan semakin maju teknologi dan komunikasi global, saatnya bagi lingkungan desain grafis untuk menerima pandangan yang lebih inklusif.
Indeks “Tak Sempurna”: Menantang Dominasi Kanon Lama
not so perfect” indeks yang sedang dibuat khususnya bertujuan untuk menyelesaikan ketimpangan ini dengan mengemukakan karya dan ide desainer yang sering terlewat dari perhatian.
What Makes This Index Different?
- Showcasing A Diverse Voice
Index ini menggabungkan karya dari latar belakang budaya, gender, dan gaya desain yang berbeda-beda, memberi ruang bagi desainer yang dulu tidak termasuk dalam sejarah utama desain grafis. - Memuji Ketidaksempurnaan
Berbeda dengan kanon tradisional yang menekankan kesempurnaan dan keseragaman, index ini memuliakan desain yang lebih eksperimental, intuitif, dan sering kali “tidak sesuai” dengan standar akademik. - Membuka Diskusi tentang Sejarah Desain
Alih-alih sekadar menjadi daftar referensi, indeks ini berfungsi sebagai platform diskusi tentang bagaimana sejarah desain grafis dapat ditulis ulang agar lebih inklusif dan representatif.
Apa Dampaknya bagi Masa Depan Desain Grafis?
Dengan hadirnya inisiatif seperti ini, dunia desain grafis berada di ambang perubahan besar. Beberapa dampak potensial dari pendekatan baru ini antara lain:
- Lebih Banyak Inspirasi bagi Desainer Muda – Dengan akses ke referensi yang lebih beragam, desainer muda dapat menemukan gaya dan filosofi yang lebih sesuai dengan identitas mereka.
- Perubahan dalam Pendidikan Desain – Sekolah desain dapat mulai merevisi kurikulum mereka untuk mencerminkan pendekatan yang lebih luas terhadap sejarah dan praktik desain.
- Pergeseran dalam Industri – Pelanggan dan bisnis bisa memulai mencari titik pandang desain yang lebih representative dan tidak semata bergantung pada estetika Barat yang telah mapan.
Kesimpulan
Kanon desain grafis, seperti ranah kreatif lainnya, seharusnya tidak harus menjadi sesuatu yang eksklusif dan statis. Index “not perfect” ini yang terbentuk menjadi langkah awal berharga untuk mengambil langkah berani menerobos batasan sebelumnya dan memberi tempat bagi pluralitas di ranah desain. Dengan semakin besar jumlah desainer yang mendapat pengakuan atas pekerjaannya, maka kita bisa membuat masa depan desain grafis lebih inklusif, dinamis, dan membayangkan pluralitas dunia yang sebenarnya.