
Pejabat Seni Ikut Campur Dalam Putusan Aneh
Pejabat Seni Australia, Tony Burke, bilang dia sudah telpon bos Creative Australia sebelum rapat aneh yang batalkan pilih Biennale. Putusan ini bikin ribut di antara seniman dan orang seni, karena Biennale itu acara seni paling keren di Australia.
Ikut Campur Atau Cara Dia Peduli Saja?
Burke cerita dia telepon bos Creative Australia agar jelas soal keputusan aneh itu. “Aku mau tahu kenapa begitu, dan seni tetap bebas,” katanya bingung sendiri. Tapi, ada yang bilang ini kayak politik ikut campur urusan seni.
Orang-orang seni bilang pemerintah jangan terlalu ikut campur dunia seni, agak aneh. “Seni itu bebas bicara, jangan diatur-atur pemerintah,” kata kurator yang namanya dirahasiakan. Tapi, yang dukung Burke bilang pemerintah wajar saja bantu seni biar adil dan terbuka.
Bagaimana Tanggapan Orang Seni
Keputusan membatalkan pilihan acara seni dua tahunan ini membuat reaksi campur aduk di kalangan seniman. Sejumlah seniman sudah siap ikut merasa kurang senang sebab kehilangan peluang tunjukkan hasil karya di panggung dunia.
Namun, ada juga yang setuju keputusan itu, karena pilihan acara seni dua tahunan harus lebih terbuka dan melibatkan semua pihak. “Kami ingin aturan yang lebih sama rata bagi semua seniman, bukan cuma yang punya banyak kenalan,” kata seniman muda.
Apa Langkah Lanjutan acara Seni Dua Tahunan Australia ini?
Karena keributan ini, acara seni Australia punya tugas berat yaitu memastikan proses pilih peserta nanti jadi lebih terbuka dan gak bisa dipengaruhi siapapun. Badan Kreatif Australia diharapkan mau jelasin kenapa pilihan peserta dibatalin dan gimana caranya biar sistem yang ada jadi lebih baik ke depannya.
Pak Burke sendiri bilang dia akan terus dukung dunia seni di Australia dan pastiin semua keputusan sesuai sama aturan yang adil dan bebas berekspresi. “Kami pengen pastiin semua seniman punya kesempatan yang sama buat maju dan ikut serta di dunia seni,” ucapnya dengan semangat.
Perdebatan ini bagaikan cermin ajaib buat seni Australia, ungkapkan tarik ulur antara aturan negara serta merdeka berkarya. Mungkinkah pilihan tersebut justru datangkan berkah atau malah bikin runyam di hari esok? Biarlah waktu yang bicara nanti.